www.m3r.sch.id
Sebanyak puluhan ribu partisipan ikuti Webinar bertajuk Injeksi Computational Thinking (CT) yang diselenggrakan Direktorat Kurikulum, Saran, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam. Partisipan diantaranya adalah Kepala Madrasah (Kamad), Wakil Kepala Madrasah (Wakamad) Kesiswaan, Wakamad Bidang Sarana Prasarana, Wakamad Bidang Humas, Wakamad Bidang Kurikulum, dan semua guru MA Mu’allimin Mu’allimat Rembang (M3R).
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama Dr H Ahmad Umar mengungkapkan rasa senang dan harunya atas semangat masing-masing MI, MTs, dan MA Se-Indonesia yang antusias mengikuti Webinar. Meskipun dengan keterbatasan ditengah pandemi Covid-19 ternyata tidak menyurutkan niat dan semangat semua partisipan bersama-sama mewujudkan siswa Madrasah yang hebat bermartabat menuju kelas dunia.
“Saya terharu partisipan dari Madrasah tidak kurang dari 15.000 yang mengikuti Webinar ini. Karena di Zoom mencapai 9.925 dan di Youtube 9.000 dan di tempat terdapat 25 orang dan kelas,” ujar H Ahmad Umar melalui live Webinar Injeksi Computational Thinking (TC) bersama MI, Mts, MA se-Indonesia, Selasa (3/11/2020) pagi.
Pihaknya mengapresiasi kepada semua partisipan MI, MTs, dan MA, dan melalui langkah awal Webinar tersebut, Ia yakin akan membawa kesuksesan dan perubahan luar biasa pada Madrasah. Menurutnya, Programme for International Student Assessment (PISA) dapat didapatkan dari Computational Thinking dan mengelola cara fikir yang solutif dan menyelesaikan problem-problem manusia.
“Semangat kawan-kawan semua luar biasa dan semangat berkembang. Kami bermodalkan hanya satu lembar dan kami sertakan jadwal, namun kawan-kawan Kabid, Kasi, Pengawas, Kepala Madrasah, guru semua yang luar biasa, InsyaAllah yakin ikhtiar ini akan sukses dan membawa perubahan luar biasa. ,” jelasnya.
Sementara, Dosen IAIN Salatiga Munajat, PhD mengatakan dari CT tersebut dapat diterapkan baik di Madrasah maupun Pondok Pesantren. Melihat siswa-siswi Madrasah adalah santri di Pondok Pesantren.
“Kita sudah mengajak untuk diterapkan di Pesantren, karena kita yang membuat soal sendiri. Inti soal-soalnya adalah HOTS yang terkait dengan kehidupan nyata,” katanya.
Munajat yang merupakan Dosen lulusan Negeri Uncle Sam, Amerika Serikat tersebut berharap siswa lulusan Madrasah menjadi pemimpin negara yang bisa menyelesaikan masalah negara. Sehingga saat mereka selevel dengan mentri agama dapat menjadi pejabat yang amanah.
“Kita tidak boleh mundur harus tetap maju,” pungkasnya.
Editor : Mochamad Ronji
Tinggalkan Balasan