Cegah Covid-19 Patuhi Protokol Kesehatan

#jagakesehatan #pakaimasker

(0295) 691442

Jalan Pahlawan No. 43

Rembang Jawa Tengah

07:00 - 14:00

Sabtu - Kamis

Sejumlah Madrasah Aliyah di Rembang Tetap Gelar Ujian

Sejumlah Madrasah Aliyah di Rembang Tetap Gelar Ujian

Rembang, nurfmrembang.com – Sejumlah madrasah di wilayah Kabupaten Rembang tetap melaksanakan ujian madrasah berbasis komputer meski aktivitas di sekolah dibatasi karena pandemi virus COVID-19 atau corona.

Namun, ujian kali ini berbeda. Para siswa mengerjakan soal ujian di rumah mereka masing-masing dan tidak di wilayah sekolah. Sistemnya, mereka mengerjakan soal secara online.

Plt kepala seksi Pendidikan Madrasah (Penmad) pada kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Rembang, Damari menjelaskan ada sebanyak 5 Madrasah baik negeri maupun swasta yang tetap melaksanakan ujian tersebut.

“Beberapa sekolah yang memang siap, sesuai laporan yang masuk tetap melaksanakan ujian madrasah online, murid mengerjakan di rumah masing-masing,” kata Damari saat dikonfirmasi, Selasa (24/3/2020).

5 madrasah yang menggelar ujian di rumah masing-masing diantaranya MAN 2 Rembang, MA Nahjah Kecamatan Kragan, MA Nurul Huda Kecamatan Kragan, MA Al-Anwar Kecamatan Sarang, dan MA Muallimin Muallimat Rembang (M3R).

Terpisah, Kepala MA Mu’allimin Mu’allimat Rembang, M. Munib Muslih menjelaskan, guru mata pelajaran terkait didampingi operator teknis, akan memunculkan soal melalui website resmi milik sekolahnya.

Seperti biasa, siswa akan memasukkan akun beserta sandi masing-masing untuk login membuka soal. Siswa juga tetap diberikan batasan waktu guna mengerjakan soal, dalam hal ini selama 120 menit.

“Siswa mengerjakan di rumah masing-masing, kalau yang mondok ya mengerjakan di Pondok begitu. Via handphone atau komputer para siswa sendiri-sendiri. Intinya yang penting ada sinyal lancar, siswa bisa mengerjakan,” paparnya.

Munib menyebut, ada sebanyak 16 mata pelajaran yang diujikan. Setiap harinya memiliki jadwal masing-masing. Khusus untuk para siswa yang bermukim di Pondok Pesantren, pihaknya memberi kelonggaran sistem pengerjaan karena keterbatasan sarana, sehingga dibagi menjadi dua sesi.

“Yang Pondok ini kan mereka tidak bawa HP, kami sudah menghubungi pondok-pondok itu sehingga untuk menyiapkan sarananya. Ada memang Pondok pesantren yang sarananya terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah siswa kami, sehingga khusus siswa kami yang mondok disitu kita bagi dua sesi waktu biar bisa gantian pakai sarananya,” jelasnya. (DM/AI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *